Enam belas bulan yang lalu, tepatnya 9 April 2012 dua bayi ini lahir dengan empat saudaranya yang lain. Si bungsu aku beri nama Timmy, sedangkan si nomor dua ini aku beri nama Black. Tanggal 19 April 2012, ketika umur mereka masih 10 hari mereka harus ditinggalkan induknya. Peristiwa yang tidak pernah akan aku lupa, Bilbil si ibu sudah kaku ditemukan di atap rumah dan sampai sekarang aku tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Bilbil. Rasanya pasti sedih, hewan peliharaan yang kamu rawat dengan baik tiba-tiba sudah ditemukan tidak bernyawa, ditambah dia meninggalkan enam ekor anaknya yang masih berumur 10 hari.
Sejak saat itu, akhirnya aku memutuskan untuk tetap merawat si bayi-bayi ini. Aku menjadi pengganti Bilbil, ya karena aku harus memberi mereka susu. Sama halnya dengan bayi manusia, bayi kucing pun membutuhkan ASI untuk pertumbuhan mereka, bedanya bayi kucing hanya sampai umur 2 bulan. Hari pertama aku beri mereka susu khusus untuk kucing, cukup sulit untuk membiasakan mereka minum dari dot. Hari berikutnya aku ganti dengan susu SGM khusus untuk bayi baru lahir, sampai usia mereka 2 bulan. Setiap dua jam sekali aku harus mengganti susu mereka dengan yang baru, aku rebus dot-dot mereka, setiap jam 2 pagi ketika mereka terbangun karena lapar aku pun terbangun dan langsung menyusui mereka, begitu seterusnya setiap dua jam sekali. Aku menikmati masa-masa itu, rasanya seperti punya bayi.
Sekarang, bayi-bayi ini sudah berumur 16 bulan dan aku harus ikhlas melepaskan mereka. Bukan, bukan karena aku sudah tidak menyayangi mereka lagi. Ini keputusan yang paling berat yang pernah aku ambil, sebuah keputusan yang mengalahkan ego diri. Aku mencintai mereka, mencintai mereka melebihi apapun.
Timmy, kucing betina bewarna putih kotor ini dulu kondisinya sangat memprihatinkan. Badannya kecil, bulu-bulunya rontok sampai ada beberapa bagian tubuhnya yang membotak. Kucing yang selalu menyendiri. Namun, ketika beranjak besar bulu-bulunya tumbuh lebat, jadi kucing yang cantik dengan mata berwarna biru muda. Porsi makannya juga paling banyak, paling pertama antri kalau aku sedang menyiapkan makan mereka.
Timmy, besok-besok gak bakal ada yang iseng colek-colek kaki orang yang lewat pake kukunya. Timmy cantik, aku pasti bakal kangen banget sama kamu. Kangen kamu yang rakus, kangen kamu yang sombong, gak mau disisir.
Black, kucing yang paling tengil. Waktu bayi paling galak, karena kalau lagi disusuin dia yang paling sering nyakarin sodara-sodaranya demi berebut dot. Kucing dengan mata bulatnya yang kepo, mata yang selalu membesar kalau lagi kaget. Kucing yang paling sering bersuara, paling sering request dielusin sambil guling-guling di lantai.
Ah Black, besok aku gak akan nemuin kamu lagi nongkrong di balkon sambil liat ke bawah. Aku gak bakal denger suara protes kamu kalau aku telat kasih makan. Black, aku sayang kamu, maafin aku ya Black kalo akhirnya kita gak bisa sama-sama lagi.
Aku sayang kalian berdua, maafin aku karena kondisi aku sekarang aku gak bisa bareng kalian lagi. Semoga orang tua kalian yang baru lebih sayang ya sama kalian. I love you two, and I'll be missing you all the times...
*balkon rumah, ditemani Black dan mata berair sebesar jengkol
No comments:
Post a Comment