Sunday, August 11, 2013

Papa

Pernah gak ngerasa pengen banget sama hidupnya orang lain?
Pernah gak ngerasa envy sama hidupnya orang lain?

Yes, I did. Aku selalu ingin memiliki keluarga yang utuh, dimana masih ada Papa dan Mama. Aku selalu ingin ada orang yang khawatir ketika aku pulang terlambat bahkan ketika aku tidak pulang. Tapi ya sudahlah, kehidupan harus terus berjalan kan?

Setiap orang punya caranya masing-masing untuk menyayangi seseorang. Itu yang aku yakini sampai sekarang, aku percaya Papa juga punya caranya sendiri. Lately I knew, ternyata Papa sudah lama sakit. Hallo Novia, where have you been before? Kemana aja kamu selama ini? Baru tau kalau Papanya sakit?! Well, I felt so selfish, so ignorant.

Faktanya, lebih baik mensyukuri apa yang sudah kau miliki ketimbang selalu mengeluhkan hal-hal lain. Well, usiaku sudah genap 20 bla bla bla (hahaha sudah terlalu tua) tapi sampai saat ini aku belum bisa membalas semua usaha Papa, apa yang beliau perjuangkan untukku sejak aku kecil.

Ada beberapa momen masa kecil yang masih melekat, salah satunya ketika aku datang ke kantor Papa di daerah Setiabudhi, dulu aku bercita-cita ingin bekerja di pertambangan juga. Entah kenapa, mungkin karena aku sering ditinggal Papa pergi ke luar kota bahkan ke luar pulau. Pernah satu waktu aku memaksa ikut Papa keluar kota, waktu itu aku merengek ikut Papa ke Banten. Papa baru saja pulang dari Palembang kala itu. Akhirnya aku pergi, teringat jelas aku sangat bahagia kala itu, kami naik bus dari Terminal Leuwipanjang Bandung menuju Pelabuhan Merak. Kemudian tak banyak lagi yang aku ingat, seingatku sesampainya disana kami transit di rumah kerabat Papa dan aku merengek lagi mengajak Papa main ke pantai. Papa membawaku ke pantai yang pasirnya hitam, disana banyak kapal-kapal besar dan bahkan banyak sekali sampah disana, ah mungkin itu pelabuhan. Ketika aku masih kelas 3 SD, umurku sekitar 9 tahun, aku ditinggal Papa, Mama dan Adikku ke Banjarmasin. Aku tinggal bersama nenek dan kakek, sejak saat itu aku mulai belajar hidup mandiri. Aku melakukan pekerjaan rumah yang biasa mama kerjakan, aku mencuci sendiri pakaianku, aku menyetrika, aku mencuci piring dan aku menulis surat juga kepada mereka.

Papa juga yang mengajarkan aku mencintai alam, dulu kami sering main-main ke Taman Hutan Raya Djuanda, dan aku berpendapat Papa tidak boleh melarangku naik gunung karena dulu Papa yang mengenalkan aku kepada indahnya alam ini :)
Aku juga sering diajak Papa memancing, ya memancing memang hobi Papa sampai sekarang. Pernah aku dan Papa memancing, kemudian Papa mendapatkan seekor ikan mas yang bentuknya berbeda dari yang lain aku langsung meminta agar ikan itu dipelihara saja, jangan digoreng. Aku masih ingat ikan itu aku beri nama Buyung. Tapi Buyung tidak bertahan lama, beberapa hari kemudian ia mati.
Soal binatang, Papa memang mengajarkanku untuk tidak takut dengan binatang. Sejak kecil aku senang memelihara binatang, kucing memang yang terfavorit, kucing pertamaku namanya Melon. Kemudian aku memelihara kera kecil yang diberi nama Emon, dan yang paling keren aku pernah memelihara burung elang! Tapi itupun tidak berlangsung lama, burungnya kami lepas karena burung elang dilindungi pemerintah.

Pa, aku janji tidak lama lagi aku akan membuatmu bahagia, ya tentu saja dengan caraku sendiri. Aku akan membuatmu bangga. Tetap sehat ya pa, nanti kelak kau akan menjadi wali ketika aku menikah, kau akan menjadi Abah dari anak-anakku. Aku mencintaimu Pa, bagaimanapun keadaanmu saat ini :')

2 comments: